Tumurun Private Museum


Tumurun Private Museum | Solo

28 Desember 2018



Kali ini aku mau ceritain pengalaman aku di Tumurun Private Museum yang ada di Jl. Kebangkitan Nasional No. 2/4, Sriwedari, Laweyan, Kota surakarta. 

Nah sebelumnya aku mau kasi tau dulu nih karena ini private museum jadi kalian harus bikin appointment dulu nih minimal 1 minggu sebelum hari H tapi tenang aja gaada biaya administrasi buat pergi ke museum ini pastinya karna ini private museum jadi banyak peraturan gitu sebelum masuk ke dalem museumnya. Cara resevasinya bisa dari web Tumurun atau whatsapp ke 08112952152 museum guide nya. 

Peraturannya ga terlalu ribet kok, cukup jangan nyalain flash, jaga jarak aja sama lukisannya, tentunya ga boleh pegang2 lukisannya ya. Soalnya suhu tubuh kita bisa ngerusak cat yang ada di lukisan itu, kalo ga mau kena semprot sama security yang merangkap jadi museum guide mending jaga jarak deh ! dan kalian cuman dikasi 1 jam buat museum tour. fyi nih tiap kali kunjungan dibatesin maksimal ada 10 rombongan. 



Oke, sekarang bahas museumnya. Nama "Tumurun" itu akronim dari "Turun-menurun", semua koleksi di museum ini murni koleksi pribadi milik PT. Sritex. Iwan Kurniawan Lukminto. Tujuan dibuatnya museum ini untuk penyimpanan koleksi supaya terawat dan juga untuk mengedukasi masyarakat untuk lebih menghargai karya seni. 

Tumurun Private Museum ini punya 2 lantai, namun pengunjung hanya bisa meng-eksplore lantai 1 yang berisi contemporary art di bagian depan, dan modern art di bagian belakang. Sedangkan di lantai 2 yang belum bisa di-akses berisi karya seniman old master. Karya seni di museum ini bukan hanya karya anak bangsa melainkan juga dari manca negara seperti Filipina, Jepang, Amerika, dan Singapura. Berbagai teknik pembuatan, media pembuatan, makna dan, filosofi lengkap ada disini. 

Lanjut ke koleksi-koleksi yang ada di Tumurun Private Museum ini ya. Ada beberapa koleksi yang menarik menurut aku nih. 



Dibelakang temen aku yang satu ini, ada 2 patung warna biru sama merah. Kalo diperhatiin yang warna biru itu mirip bentuk F yang melambangkan facebook dan yang merah bentuk huruf I yanh melambangkan instagram. Kenapa bentuknya dari kumpulan mata karena social media memantau kita setiap saat.

Yang pertama judulnya "Mea culpa, Mea culpa, Mea maxima culpa" dilukis oleh F. Sigit Santoso. Kenapa berkesan bukan karna gambarnya yang fulgar tapi karna makna dari lukisan ini yang berarti pengakuan "saya berdosa, saya berdosa, saya sangat berdosa". Mungkin ini sindiran untuk para generasi muda yang udah mengalami degradasi moral kali ya. 



Awal liat lukisan ini jujur serem sih liatnya. Tapi setelah tau maknanya jadi ngerasa kalo lukisan ini yang paling masuk di hati. Lukisan ini dilukis oleh Entang Wiharso yang judulnya "Lover". Lukisan ini bercerita tentang sepasang kekasih yang mencintai hingga melukai diri sendiri, dan akhirnya jadi toxic deh hubungan mereka.  Kurang lebih gitu sih maknanya. 




 Aku lupa sih ini judul lukisannya apa, tapi yang aku inget lukisan ini nggambarin tentang perasaan pelukis waktu itu. Yaitu depresi. 










Kalo yang ini aku amaze banget soalnya si pelukis bikin lukisan ini pake cat terus pake campuran mikroba gitu.








Kalo yang ini sih kritik sosial gitu. 
katanya sih yanh bisa liat lukisan mozaik ini cuman yang buta warna sih, terus aku coba dong fotoin monokrom tapi tetep nihil. 


Segitu aja yang aku share, buat lebih lengkapnya dateng sendiri ke Tumurun Private Museum ya! 



 

Komentar

Postingan Populer